Jumat, 09 Maret 2012

01 Laba-Laba dan Paman Petugas Kebersihan.

Sebelum ada apa-apa lokasi itu tidak ada apa-apa. Setelah dibangun kamar mandi umum, disitu mulai ada cerita. Salah satunya adalah cerita tentang laba-laba dan Paman Petugas Kebersihan.

Pada setiap titik ada sumber cahaya, disitu laba-laba membangun sarang rumah sekaligus tempat mencari mangsa. Ia tidak ada urusan dengan pemilik bangunan atau dengan pengguna bangunan. Ia hidup setia selalu berada dirumahnya.

Ia makan hewan-hewan yang terperangkap dalam jaring laba-laba. Ia tidak rakus, jika ada rejeki lebih ia simpan. Dan ia makan sesuai dengan kebutuhan.

Hari terus berjalan cerita sejarahpun mulai bisa dirasakan. Bangsa manusia menganggap bahwa ruang yang penuh dengan sarang laba-laba identik dengan suasana yang kotor. Dan pada suatu hari ada seseorang yang sengaja menyapu bersih jaring laba-laba di kamar mandi umum itu.

Di dalam panjangnya malam yang tidak bertepi, terjadilah dialog di dalam mimpi antara Paman Petugas Kebersihan dengan laba-laba. Rombongan laba-laba mendatngi rumah Paman Petugas Kebersihan. Mereka para laba-laba diterima di ruang tamu yang sederhana itu.

"Mengapa kamu berdatangan kerumahku?" Paman Petugas Kebersihan itu bertanya kepada laba-laba yang datang tidak diundang.

"Ada sesuatu yang akan kami sampaikan kepada Paman Petugas Kebersihan", ada salah satu laba-laba yang menjawab pertanyaan Paman petuga kebersihan.

Di dalam dunia yang sangat lengang, seakan-akan sang waktu berhenti. Paman Petugas Kebersihan itu sudah duduk santai bersama rombongan laba-laba. Entah apa yang dibicarakan. Mereka seperti saling bertegur sapa, menanyakan kabar dan lain sebagainya.

Sebagian laba-laba asyik membuat jaring. Ada yang merakit jaring di kursi, dimeja, dilemari, di dinding-dinding ruangan, di dekat lampu, di antara buku-buku dan diantara renik pernik di dalam lamari di ruangan tamu yang sederhana itu.

"Mengapa kamu berdatngan menemuiku?" Paman Petugas Keberssihan itu bertanya lagi.

"Kami datang untuk bertanya beberapa hal. Yang pertama, kami menanyakan, mengapa Paman Petugas Kebersihan merusak dan membuang semua jaring laba-laba yang ada di kamar mandi umum itu?" Laba-laba itu berhenti berucap memberi kesempatan kepada Paman Petugas Kebersihan untuk berbicara.

"Kebersihan itu adalah tugasku, itu tanggung jawabku. Aku di bayar untuk menjaga kebersihan kamar mandi umum. Dan atas pekerjaan itu aku mendapatkan upah untuk keluargaku." Paman Petugas Kebersihan dengan polos menjelaskan duduk permasalahannya.

"O... begitu rupanya. Pernahkan kamu berfikir bahwa kamu menghancurkan mata rantai kehidupan kami bangsa laba-laba. Jaring yang kamu rusak adalah sumber rejeki bagi kami." Laba-laba itu memberi tahu kepada Paman Petugas Kebersihan.

"Wah, saya tidak sempat berfikir sejauh itu. Saya hanya menjalankan pekerjaan dan juga untuk mencari makan bagi keluargaku." Paman Petugas Kebersihan itu merasa bersalah tetapi tidak bisa berbuat apa-apa. Ia tidak punya gagasan, pikiran buntu, rasa salahpun membelenggu.

"Lantas apa yang harus aku lakukan untuk menebus dosa dan kesalahanku?" Paman Petugas Kebersihan itu meminta pendapat rombongan laba-laba yang masih asyik di ruang tamu.

"Manusia yang bijaksana menciptakan sesuatu semestinya berfikir tentang dampak-dampaknya. Bangunan kamar mandi umum yang tidak terkena hujan dan disitu ada lampu yang dinyalakan pasti akan mengundang serangga untuk datang ketempat itu. Seharusnya bangsa manusia tahu akan hal itu." Laba-laba itu berbicara agak lama. Tetapi Paman Petugas Kebersihan itu hanya diam seribu bahasa.

"Jika kami bangsa laba-laba tidak dikehendaki tinggal di kamar mandi umum itu, sebaiknya teman-teman manusia memberi penghalang agar serangga-serangga tidak masuk kedalam ruang kamar mandi itu. Apakah diberi sekat sebagai penghalang atau lampu dimatikan." Rombongan laba-laba memberi nasehat kepada Paman Petugas Kebersihan itu.

Ada laba-laba laing yang berkomnetar. "Jika tidak ada serangga datang di ruang kamar mandi itu, kamipun bangsa laba-laba tidak akan tinggal disitu. Apakah Paman Petugas Kebersihan paham akan penjelasanku?" Laba-laba semua diam ingin tahu apa jawaban dari Paman Petugas Kebersihan itu.

"Iya..iya... Iya, aku paham. Aku paham apa yang kamu sekalian sampaikan." Setelah Paman Petugas Kebersihan berhenti berbicara, ternyata berhenti pula dialog yang ada.  Semua dimensi ruang yang tenang menjadi pecah berantakan. Sang waktu yang tadinya lamban, sekarang normal kembali. Dan alam mimpipun hilang. Yang ada hanya lelaki yang mandi keringat karena mimpi dimalam hari. Lelaki itu adalah Paman Petugas Kebersian.

Dan pada suatu saat dimana jarum jam bergerak dan terus berdetak-detak, Paman Petugas Kebersihan itu mulai memasang kawat ram untuk jaring penghalang serangga. Iapun menulis dan menempelkan pengumuman di dinding kamar mandi umum itu. "Saudaraku, Jangan Lupa Matikan lampu!"

***Santan, 9 Maret 2012, jam 17.39 wita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar